bakorwil4@jatimprov.go.id -

Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Garam Berbasis Bisnis Model Menuju Kedaulatan Garam Tahun 2025

Dalam mengoptimalkan Madura sebagai pusat industri garam, Bakorwil IV Pamekasan Provinsi Jawa TImur menggelar Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Garam Berbasis Bisnis Model Menuju Kedaulatan Garam Tahun 2025, Rabu (20/8/2025), di Ruang Rapat Trunojoyo.

Hadir sebagai Narasumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur serta dihadiri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten se-Madura, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten se-Madura, beserta Perwakilan Petani Garam Kabupaten se-Madura.

Narasumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur menjelaskan Permasalahan Garam Nasional dapat ditinjau dari segi produksi, mutu, dan harga. Permasalahan ini menyebabkan rendahnya penyerapan garam rakyat oleh industri dikarenakan industri lebih bergantung pada garam import.

Sementara itu, Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Yusuf Fikri Efendi menyampaikan bahwa terdapat 3 permasalahan yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan garam untuk industri, yaitu Harga garam lokal untuk industri cenderung mahal sehingga pengusaha lebih memilih import, Jumlah produksi garam lokal kurang konsisten tiap tahunnya bergantung pada kondisi cuaca, dan dibutuhkan masa transisi dari garam import menuju garam lokal karena harus didaftarkan terlebih dahulu kandungannya.

“Terdapat 3 tantangan industri Garam di Jawa Timur, yaitu Ketergantungan nasional pada import dan kesenjangan pasok, Kontribusi garam Jawa Timur besar tapi jumlah produksi belum stabil, beserta Harga petani fluktuatif dan kelembagaan pasar lemah,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa saat ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa TImur tengah mendorong untuk adanya Perda terkait petambak garam